TRIBUNPENDIDIKAN.COM - Dunia siber dihebohkan dengan menyebarnya virus yang dapat melumpuhkan kinerja komputer berbasis Windows. Sejak jumat, 12 Mei 2017 diperkirakan sekitar 100 negara terkena serangan Virus Jahat “Wanna Cry” ini, termasuk di Indonesia.
Apalagi sasaran Virus Wanna cry Ransomware menyerangpada umum komputer yang digunakan sebagai sistem layanan umum, rumah sakit misalnya. Sebagai langkah darurat, rumah sakit di seluruh dunia mewaspadai serangan siber di beberapa negara, termasuk Indonesia. Karena sebelumnya, disebutkan dua rumah sakit; RS Dharmais dan RS Harapan Kita diserang virus Ransomware jenis Wanna Cry. Setelah dipastikan, hanya Rumah Sakit Dharmais yang positif diserang virus tersebut.
Apa itu Virus Wanna Cry?
Semuel A. Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo, memaparkan bahwa serangan siber yang menyerang Indonesia berjenis Ransomware. Ransomware sendiri adalah sejenis malicious software atau malware yang menyerang komputer korban atau mengenkripsi (metode yang digunakan untuk mengirim pesan rahasia) semua fail yang ada sehingga tidak bisa diakses kembali.
Ransomware ini disebut Wannacry. Wannacry ransomware mengincar PC berbasis Windows yang memiliki kelemahan terkait fungsi SMB yang dijalankan di komputer tersebut.
Menanggapi kehebohan di seluruh dunia setelah beredarnya virus jahat “ransomware” yang disebut “Wanna Cry”, Vladimir Vladimirovich Putin mengatakan bahwa sumber pertama virus tersebut adalah Amerika Serikat dan Rusia tidak ada kaitannya dengan penyebaran virus ini.
“Rusia tidak ada hubungannya dengan itu,” kata Putin di hadapan para peserta forum One Belt One Road atau Jalur Sutera Modern di Beijing, Senin (15/05) sebagaimana dikutip Sputnik, menekankan bahwa sumber virus primer itu adalah Amerika Serikat.
“Bagi kami tidak ada kerusakan yang signifikan: tidak pada sistem bank, atau sistem perawatan kesehatan. Tapi [serangan cyber] ini serius, ini menimbulkan kekhawatiran,” lanjunya.
Sekelompok peretas yang dikenal sebagai “Pialang Bayangan” diyakini mencuri program Badan Keamanan Nasional Amerika bulan April lalu dan menyebarkannya untuk meminta tebusan data pengguna di seluruh dunia untuk mendapatkan keuntungan secara tunai.
Kaspersky Labs sebagai perusahaan keamanan siber Rusia, termasuk yang pertama yang mengenali virus yang disebut “Wanna Cry” yang memanfaatkan kerentanan dalam sistem operasi Windows untuk mengenkripsi file tanpa seizin penggunanya ini.
Kaspersky Labs sendiri awalnya melaporkan 45 ribu serangan oleh virus itu di lebih dari 70 negara di mana Rusia paling banyak diserang.
"Ruang lingkup sasaran dan korban tampaknya jauh lebih besar,” demikian bunyi laporan peringatan Kaspersky.
BAGAIMANA CARA MENGATASI SERANGAN VIRUS WANNA CRY RANSOMWARE
Berikut ini langkah-langkah Bagaimana Cara Mengatasi Serangan Wanna Cry Ransomware:1. Pasang Antivirus Avast dan SMADAV di PC
SMADAV menerbitkan versi terbaru yakni SMADAV 2017: 11.4 yang dirancang untuk membantu mengatasi Serangan Wanna Cry Ransomware.
Berikut ini kelebihan SMADAV 2017: 11.4, yakni:
- Penambahan Database 404 virus;
- Peningkatan kemampuan Anti-Ransomware untuk pencegahan;
- Ransomware (Wanna Cry 1 dan Wanna-Cry 2.0);
- Penggunaan Resource CPU lebih ringan saat proteksi aktif;
- Memperbaiki kesalahan program (bug) dan kesalahan deteksi.
Di sini Link Download SMADAV2017 Rev 11.4
Di sini Link Download Antivirus Avast Free (installer online Avast)
2. Tidak Meng-AKTIF-kan Macro pada Microsoft Office. Caranya seperti berikut ini:
Untuk MS Office 2007 – 2010
- Jalankan MS Word atau MS Excel
- Klik Tanda Panah Ke bawah (tanda segitiga) yang ada di bagian atas layar letaknya sebelah sebelah kiri kemudian klik MORE COMMANDS
- Klik "Trust Center settings"
- Klik "Macro settings"
- Check/pilih "Disable all macros without notification"
- Klik "OK"
- Lakukan hal yg sama pd program MS Office yg lain seperti MS Word, Powerpoint, Access, Outlook.
Sementara untuk MS Office 2016
- Jalankan dahulu MS Word atau MS Excel
- Klik menu "File" pilih "Options"
- Klik "Trust Center"
- Klik "Trust Center settings"
- Klik "Macro settings"
- Check/pilih "Disable all macros without notification"
- Klik "OK"
- Lakukan hal yg sama pd program MS Office yg lain seperti MS Word, Powerpoint, Access, Outlook.
3. Tidak Meng-AKTIF-kan Fitur File Sharing
- Jalankan Control Panel
- Klik Programs
- Dibawah bagian "Program and Features" klik "Turn Windows features on or off"
- Setelah muncul jendela baru, cari check list "SMB 1.0/CIFS File Sharing Support" dan hilangkan tanda check-nya
- Klik OK
4. Block Port 139/445 dan 3389
- Jalankan Control Panel
- Klik System and Security
- Klik Windows Firewall
- Klik "Advanced Settings" pd menu bagian kiri
- Klik "Inbound Rules"
- Lihat pada menu bagian kanan Klik "New Rules"
- Pilih/Klik "Port" dan klik "Next"
- Pilih/Klik "TCP"
- Pilih/Klik "Specific local ports:" isikan/ketik: 139, 445, 3389
- Klik "Next"
- Pilih/Klik "Block the connection" dan klik "Next"
- Pastikan Pilihan "Domain", "Private" dan "Public" terpilih (checked)
- Klik "Next"
- Isikan/ketik nama rule, misal: Block Port Ransomware
- Klik Finish
5. Update security pada windows anda dengan install Patch MS 17-010 yang dikeluarkan oleh Microsoft Corporation.
Lihat : https://technet.microsoft.com/en-us/library/security/ms17-010.aspx
0 Comments