https://www.idblanter.com/search/label/Template
https://www.idblanter.com
BLANTERORBITv101

Bocah Tangguh Ini Rela Tak Sekolah Demi Mengasuh 3 Adik-adiknya

Senin, 13 Maret 2017
TRIBUNPENDIDIKAN.COM, Sumedang -Saya bertemu lagi dengan seorang bocah yang tangguh di Sumedang. Dua tahun lalu, saya bertemu dengan Ridwan (12) asal Desa Girimukti, Sumedang Selatan yang merawat bapak dan dua kakaknya yang lumpuh akibat radang sendi.


Kali ini saya bertemu dengan Ahmad Revan Febriana, 12 tahun. Bocah kelas Lima SD yang tinggal di kontrakan di Dusun Dabakan Kenanga, Desa Wargaluyu, Kecamatan Tanjung Medar ini diberi tugas ibunya untuk mengasuh tiga adiknya yang masih kecil, berusia 7 tahun, 3 tahun dan bayi empat bulan.

Sabtu pagi (11/3) dengan mengayuh sepeda sejauh 16 km dari Sumedang, saya bertemu dengan anak-anak yatim yang tiga bulan lalu ditinggal bapaknya yang meninggal karena stroke. Bukan hanya saya yang datang ke rumah kontrakannya, tapi banyak orang. kabar anak yatim yang merawat adiknya ini viral di media sosial, dengan berbagai bumbu cerita dari yang simpati sampai yang caci maki.

Sudah ada kepala desa, ketua rt rw serta camat kemudian menyusul kapolsek dan juga warga lain yang mau membantu. saya mendengarkan cerita kepala desa, ketua rw dan warga yang datang juga mendengarkan penjelasan kepala desa tentang kronologis keluarga ini.

saya memilih beringsut mendekati revan dan dua adiknya yang duduk di pintu kamar. sedangkan bayi silih berganti digendong tamu yang datang. saya ngobrol dengan bocah tangguh ini. “ibu saya pamit mau mencari uang ke jawa, jualan minyak wangi. sudah seminggu pergi dan saya diberi uang rp 30 ribu,” katanya tegar saat saya ajak ngobrol.
ia mengaku sudah biasa ditinggal ibunya mencari nafkah. “saya diajari ibu bagaimana cara merawat adik saya, memasak, menggoreng telor, menggoreng nasi sampai membuat sayur sop, saya bisa. ibu yang mengajari,” kata revan sambil mengganti baju adik perempuan yang berusia tiga tahun.

“Audi ini ogoan, rewel, sering menangis mau diajak bermain terus,” kata revan yang memilih tak sekolah karena harus merawat adik-adiknya.

Revan menyebutkan, tetangganya sering membantunya dalam merawat adik-adiknya.”adik bayi kalau mandi dimandikan tetangga, diberi pakaian. saya juga bisa membuat susu untuk adik bayi,” katanya.

Keluarga ini berasal dari kampung rambutan Jakarta. sejak 2013 ke Sumedang. sempat tinggal di bebeberap tempat, bapaknya almarhum sempat jualan bensi eceran di panyindangan, rancakalong sebelum akhirnya pindah ke wargaluyu dan terkena stroke. ibu anak-anak ini bekerja jualan minyak wangi di tempat makam-makan keramat dan harus pergi ke luar sumedang.


Mereka keluarga mandiri yang berasal dari ibu kota jakarta yang hidup sangat keras dan cenderung individulistis. saat suami terkena stroke dan meninggal, praktis ibunya menjadi tulang punggung. ia malu terus terus mendapat bantuan dari tetangganya. sampai akhirnya uang menipis dan memilih pergi diantar seorang tukang ojek naik bus ke jawa untuk berjualan minyak wangi di makam-makam keramat.

“Kalau saya mengabarkan ke warga untuk pergi mencari uang pasti dilarang oleh warga karena punya anak masih bayi. saya langsung pergi dan menitipkan anak ke tetangga,” kaya yuyun yang hari minggu tadi pulang ke rumah kontrakan setelah mencari uang selama seminggu.

Saat meninggalkan anak-anaknya, yuyun mentransper uang untuk anak mereka. namun saat mentrasper uang Rp 50 ribu itu ternyata saat dicairkan di bank cukup kesulitan karena berbeda bank. warga disana membantu dan supaya mudah maka uang transperan dikirim ke rekening tetangganya dan tetangganya ini menyerahkan ke anak-anak mereka. saat kesulitan mencairkan uang transperan pertama, sahid (33) tetangganya yang membantu keluarga ini bercerita dengan seorang ustad dan ternyata dibantu diberikan makanan, susu dll. kabar anak yatim ini diunggah oleh warga ke facebook dan menjadi viral.

Seperti yang dituturkan oleh Deddi Rustandi

Author

Guru Muda