Nah, agar terjadi interaksi yang baik tentu saja ilmu mempelajari kata-kata menjadi sangat penting.
Media 1 arah (Koran, majalah, TV dll) punya kecenderungan untuk memasukkan info sebanyak-banyaknya.
Ketiadaan sarana interaksi membuat mereka perlu memberikan informasi yang lengkap dalam mengirim pesan. Mereka tidak ingin membagi pesannya menjadi 2 bagian.
Karena ketika pesan kedua dikirimkan, belum tentu yang membacanya pernah melihat pesan pertama. Hal yang sama akan terjadi pula pada pesan ketiga, keempat dan seterusnya. Mereka tidak ingin target audience menerima pesan sepotong-sepotong.
Sarana interaktif pada media internet memungkinkan terjadi interaksi yang panjang dan hidup. Hebatnya lagi, user masih bisa melihat pesan-pesan sebelumnya. Di media ini kita tidak perlu memberi info segambreng yang membuat orang malas membacanya.
Media interaktif membuat kita mampu memberikan info sepotong-sepotong. Yang harus diperhatikan adalah info tersebut harus dikemas sehingga membuat rasa ingin tau orang semakin besar untk mengetahui info tersebut lebih banyak lagi.
Begitu pentingnya memanfaatkan sarana interaksi tersebut sehingga muncul pula istilah yang disebut dengan Digital Copywriting. Hal ini dapat dimaklumi karena habit, insight dan attitude pengguna internet memerlukan metode sendiri yang agak berbeda dengan copywriting di media 1 arah.
Ketika digital copywriting berkembang, muncul pula ilmu baru yang disebut dengan storytelling. Hal ini buat saya menarik. Belakangan ini storytelling sangat diminati buat orang yang ingin berjualan secara online.
Kenapa bisa demikian?
Karena bercerita adalah sebuah aktivitas yang biasanya dilakukan antar teman. Setiap kali kita mempunyai cerita yang kita anggap menarik pastilah kita ingin segera menceritakannya pada teman-teman kita kan? Kita berharap cerita itu membuat teman kita terhibur. Itu sebabnya banyak pakar-pakar marketing sering berkata, “Perlakukanlah konsumen sebagai temanmu.”
Secara umum, orang ga suka halaman di media sosialnya dikotori oleh iklan. Tapi Jika kita beriklan dengan strategi storytelling, orang yang membacanya akan terhibur meskipun mereka tau bahwa yang kita posting itu iklan.
Bahkan kalau storytelling kita bagus banget bukan mustahil orang yang membacanya akan menshare iklan kita yang selanjutnya akan menjdi viral. Dengan storytelling kita bisa memiliki banyak buzzer gratisan.
Kenapa?
Karena mereka terhibur dengan storytelling kita dan mereka ingin membagi storytelling tersebut ke teman-temannya.
Di bawah ini ada contoh storytelling dari teman saya, namanya M Dedy Vansophi yang buat saya bagus dan sangat menghibur.
_________________________________________________
“Saya pernah memimpikan kerja di gedung sendiri dengan desain kawinan modern dan membumi. Dan inilah hasilnya. Sebuah bangunan ciamik di Jl. Bangka 1 No. 18 Jaksel._________________________________________________
Bangunan depan bergaya tempo dulu, dipadu gedung tiga setengah lantai bergaya industrialis. Total LB 700 m2.
Ada jendela-jendela kaca superlebar sehingga saya bisa memandang keindahan gemerlap SCBD di malam hari sambil menyeruput kopi panas.
Kalau kalian punya mimpi yang sama, yakinlah pasti bisa. Namun kalian gak perlu cape-cape bikin dari nol.
Kalian tinggal japri saya, karena gedung ini saya JUAL CEPAT, HARGA BERSAHABAT.
Atau kabarkan rekan kalian siapa tahu berminat. Matur suwun”
Bagus banget ya? Kalo Anda tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang storytelling, silakan mengikuti workshop di bawah ini. Thanks.
Ditulis Oleh: Wijaya Kusumah
0 Comments